suTEKNIK SUPERVISI
PENGERTIAN
SUPERVISI :
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen,
pengertian supervisi telah berkembang
secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung
dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk
atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya (Azwar, 1996). Muninjaya
(1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan
dan pengendalian (controlling). Swanburg
(1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan
yang berkaitan erat dengan perencanaan
dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas
bimbingan, pengarahan, observasi,
motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau
tugas sehari-hari (Arwani, 2006).
MANFAAT
DAN TUJUAN SUPERVISI :
Apabila
supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1)
Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan,
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
atasan dan bawahan.
2)
Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya
(tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua
peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan
suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan
berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti
lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi
dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008)
PRINSIP-PRINSIP
POKOK DALAM SUPERVISI :
Kegiatan
supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman
yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan jumlah sumber sumber yang
dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Untuk itu diperlukan beberapa
prinsip pokok pelaksanaan supervisi. Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat
diuraikan sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009):
1)
Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan, bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan
kinerja ini dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2)
Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3)
Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya
dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
4)
Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama
yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian
masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5)
Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing bawahan secara
individu. Penerapan strategi dan tata
cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang
baik.
6)
Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan perkembangan.
PELAKSANA
SUPERVISI :
Menurut
Bactiar dan Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi adalah atasan yang
memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya kelebihan tersebut tidak hanya
aspek status dan kedudukan, tetapi juga
pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip
pokok supervisi maka untuk dapat melaksanakan
supervisi dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang harus
dimilki oleh pelaksana supervisi
(supervisor). Karasteristik yang dimaksud adalah:
1)
Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi.
Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab
yang jelas.
2)
Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3)
Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta
tehnik supervisi.
4)
Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5)
Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan perilaku bawahan yang disupervisi.
TEKNIK SUPERVISI :
Tehnik
pokok supervisi pada dasarnya identik dengan tehnik penyelesaian masalah. Bedanya pada supervisi tehnik
pengumpulan data untuk menyelesaikan
masalah dan penyebab masalah menggunakan tehnik
pengamatan langsung oleh pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi,
serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam
mengatasi masalah tindakan dapat dilakukan
oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran supervisi
secara langsung di tempat . Dengan
perbedaan seperti ini, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua hal
yang perlu diperhatikan (Bachtiar dan Suarli, 2009):
1.
Pengamatan langsung
Pengamatan
langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ada beberapa hal lain yang harus
diperhatikan.
a.
Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan kebingungan, karena
pelaksana supervisi dapat terperangkap
pada sesuatu yang bersifat detail. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pada pengamatan
langsung perlu ditetapkan
sasaran
pengamatan, yakni hanya ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja (selective
supervision).
b.
Objektivitas pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak terstandardisasi dapat menggangu objektivitas.
Untuk mencegah keadaan yang seperti ini,
maka pengamatan langsung perlu dibantu dengan
dengan suatu daftar isi yang telah dipersiapkan. Daftar tersebut dipersiapkan untuk setiap pengamatan secara
lengkap dan apa adanya.
c.
Pendekatan pengamatan. Pengamatan
langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan negatif, misalnya rasa
takut dan tidak senang, atau kesan
menggangagu kelancaran pekerjaan. Untuk mengecek keadaan ini pengamatan langsung harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga berbagai dampak
atau kesan negatif tersebut tidak sampai
muncul. Sangat dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara edukatif
dan suportif, bukan menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
2.
Kerja sama
Agar
komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini
dapat muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja
sama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok
dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah serta upaya alternatif penyelesaian
masalah harus dibahas secara bersama-sama.
Kemudian upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama
pula.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SUPERVISOR
Peran kerja supervisor berada di level
tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para staf
pelaksana rutinitas di lapangan. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu,
maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf
pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah
level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis,
tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada
para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif. Oleh karena itu,
seorang supervisor harus memiliki kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup
keterampilan membangun relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan
terhadap fungsi dan peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif,
efektif, berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan
supervisi terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan emosional dan mind set positif.
Ada begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan, tetapi waktu dan ketidakmengertian selalu menjadi kendala utama dalam proses perampungan semua pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar supervisor merasa tertekan dalam rutinitas kesibukan kerja sehari-hari, yang membuat mereka kurang mampu untuk berpikir kreatif dan strategis terhadap fungsi dan peran kerjanya.
Ada begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan, tetapi waktu dan ketidakmengertian selalu menjadi kendala utama dalam proses perampungan semua pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar supervisor merasa tertekan dalam rutinitas kesibukan kerja sehari-hari, yang membuat mereka kurang mampu untuk berpikir kreatif dan strategis terhadap fungsi dan peran kerjanya.
Sebagai ilustrasi misalnya, seorang
Sales Supervisor yang dibebankan target menjual sebesar Rp. 500 juta perbulan
dan dipercayakan untuk memiliki 10 orang salesman ( anak buah ). Apabila dibagi
rata, maka beban seorang salesman menjadi Rp.50 juta perbulan. Bila diibaratkan
para salesman adalah kuda ( untuk mempermudah penjelasan saja ), maka setiap
kuda akan menanggung beban Rp.50 juta.
Apa yang menjadi tugas seorang Sales
Supervisor agar supaya setiap salesman bisa berhasil mencapai Rp.50 juta setiap
bulan? Seperti si pemilik kuda dalam ilustrasi diatas, Sales Supervisor seharusnya
mengembangkan, memberdayakan, komunikasi, melatih dan memotivasi para
salesmannya. Apa akibatnya bila Sales Supervisor tidak lakukan hal tersebut?
Maka dia harus terjun ke lapangan untuk jualan, untuk menutupi kekurangan dari
para salesmannya. Berarti si Sales Supervisor akan mengambil alih beban
salesmannya.
Dengan kata lain si Sales Supervisor
berfungsi menjadi "kuda", dan dia disebut sebagai pemimpin "cap
kuda". Fungsi Sales Supervisor seharusnya sebagai pengelola kuda, bukan
menjadi kudanya. Situasi seperti ini sering dijumpai di dunia kerja yang nyata,
banyak pemimpin yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seorang pemimpin.
Peran penting seorang supervisor adalah
sebagai koordinator unit kerja. Untuk menjadi koordinator yang efektif,
supervisor wajib memahami karakter pekerjaan dan karakter sumber daya yang
dikelolanya. Persepsi yang bersifat objektif dengan mempertimbangkan semua
risiko, peluang, dan potensi keunggulan dari semua sumber daya yang dikelola
akan mendorong antusias supervisor untuk selalu memperbaiki sikap dan perilaku
dalam usaha menciptakan cara - cara kerja yang efektif dalam menghasilkan
kinerja terbaik. Setiap supervisor harus selalu sadar bahwa jika dia ingin
berprestasi menjadi supervisor andal di tempat kerja, maka dia harus mampu
mengubah persepsi dan kualitas dirinya menjadi lebih efektif dengan pikiran dan
tindakan positif. Dan untuk mengubah dirinya secara efektif, dia harus mengenal
apa yang dia kerjakan, siapa yang membantu pekerjaan dia, serta apa saja alat -
alat terefektif yang dia perlukan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
pekerjaan dengan sempurna. Setiap pekerjaan harus dilakukan melalui serangkaian
proses kerja yang efektif dan tepat sasaran. Peran kerja supervisor tidak boleh
sekedar menjadi ban serap atasannya, supervisor tetaplah seorang pemimpin
walaupun otoritasnya sangat terbatas. Dan sikap perilaku supervisor andal tidak
akan pernah melempar tanggung jawab kepada atasan, tapi akan membangun tim unit
kerja yang efektif untuk secara terampil memecahkan masalah dan membuat solusi
terhebat.
PENGETAHUAN
DAN KETRAMPILAN YANG DIBUTUHKAN SUPERVISOR :
1. Pengetahuan dan Ketrampilan Teknis.
1. Pengetahuan dan Ketrampilan Teknis.
Pengetahuan
teknis dibutuhkan agar tugas dapat dilaksanakan secara profesional. Seorang
Supervisor yang memiliki ketrampilan teknis akan mampu untuk mengawasi
pelaksanaan tugas bawahannya secara langsung. Bilamana terjadi penyimpangan
kekeliruan ketidaklancaran kelambatan tidak efisien dan tidak produktif, maka
Supervisor bisa segera dapat mengoreksi, pembenahan, perbaikan agar operasi
Unit yang dipimpinnya bisa berjalan lancar, produktif efisien
Ketrampilan
managerial terdiri dari pengetahuan dan ketrampilan berikut :
a. Planning
b. Organizing
c. Influencing
d. Controlling
b. Organizing
c. Influencing
d. Controlling
Berkaitan
dengan ketrampilan managerial ini, seorang Supervisor harus memahami hal-hal
berikut:
- Goals & Objectives (Tujuan & Sasaran) yang harus dicapai unitnya. - Bidang Kegiatan Kunci (Key Result Area). - Referensi Pokok / Utama.
- Goals & Objectives (Tujuan & Sasaran) yang harus dicapai unitnya. - Bidang Kegiatan Kunci (Key Result Area). - Referensi Pokok / Utama.
Berkaitan dengan
ketrampilan administratif ternyata sangat berguna dalam mendukung kelancaran
tugas operasionalnya. Di bawah ini adalah contoh kegiatan Administratif :
a. Mengisi dokumen / formulir yang diperlukan,seperti : - Transfer peralatan, order barang, permintaan servis, dll.
b. Membuat laporan, baik berkala, rutin dan non rutin. - Produksi harian, perawatan, stock gudang, dll.
a. Mengisi dokumen / formulir yang diperlukan,seperti : - Transfer peralatan, order barang, permintaan servis, dll.
b. Membuat laporan, baik berkala, rutin dan non rutin. - Produksi harian, perawatan, stock gudang, dll.
3.
Ketrampilan Konsepsual.
Adalah
kemampuan intelektual untuk menyusun konsep, gagasan, ide dan mampu
menerapkannya di unit kerjanya sesuai dengan kondisi dan situasi di unit itu.
Seorang Supervisor dengan ketrampilan konsepsual yang tinggi akan mampu
menyusun kemudian mengusulkan kepada atasannya,gagasan dan ide baru yang
diharapkan akan memperbaiki kelancaran unit kerjanya.
4.
Ketrampilan Hubungan Antar Manusia
Kemampuan
untuk secara efektif berhubungan dengan orang lain, sehingga orang lain itu
akan membantu kelancaran operasi unit kerja yang dipimpinnya. Termasuk dalam
ketrampilan ini adalah : memahami orang lain, ketrampilan komunikasi dan
memotivasi.
Kepemimpinan
dan Teknik Supervisi
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana
untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
TEORI JALUR
TUJUAN
Pemimpin bisa diterima sepanjang dia mampu memberi jalan bagi anak buah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama di dalam organisasi
Pemimpin bisa diterima sepanjang dia mampu memberi jalan bagi anak buah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama di dalam organisasi
Konsep Jalur
Tujuan
`
Leading versus
Managing
Banyak karyawan mengikuti arahan seorang manajer karena mereka
harus melakukannya. Kekuatan pengaruh datang
langsung dari status dan posisi diadakan. Sebagai contoh, seorang perawat mungkin tidak suka dokter nya
sebagai pengawas mereka, tetapi perawat tahu bahwa perintah dokter harus
diikuti. Dokter memegang kekuasaan posisi alih posisi perawat. Siswa mengikuti instruktur karena mereka tahu bahwa mereka
memiliki otoritas di kelas. Seorang siswa mungkin tidak
menyukai seorang instruktur tertentu atau berpikir bahwa mereka sangat
inspiratif, tetapi siswa mengetahui bahwa mereka harus mengikuti pedoman
instruktur jika mereka ingin mencapai kesuksesan di dalam kelas.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang
menginspirasi. Orang ini adalah orang yang karyawan ingin mengikuti dan sangat
tertarik untuk mengikuti. Inspirasi datang dari siapa
orang itu dan bagaimana mereka berkomunikasi, belum tentu posisi orang depan. Orang-orang tertentu memiliki karisma dan bakat untuk membuat
orang untuk mengikuti mereka. Mereka mampu menginspirasi
orang yang mungkin tidak memiliki orang lain untuk melihat ke arah.
•
Supervisors / Managers
Supervisor adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah
organisasi perusahaan dimana
mempunyai kekuasaan untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya.
Kata
Supervisor berasal dari bahasa inggris yang berarti one who supervises or has charge
and direction of atau bisa
juga berarti a program that
controls the execution of other programs.[1]
Peran kerja
supervisor berada di level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat
kebijakan dan di antara para staf pelaksana rutinitas di lapangan. Dengan
fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah
melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis
perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh
membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan
meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan
secara efektif dan produktif. Oleh karena itu, seorang supervisor harus
memiliki kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup keterampilan membangun
relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap fungsi dan peran
kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif, berkualitas,
produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi terhadap
bawahan; keterampilan kecerdasan emosional dan mind set positif.
Peran-Peran Supervisor
·
Coach
·
Pelatihan
·
Penasehat bagi perusahaan
·
Penasehat bagi
karyawan
|
Supervisor dan motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri sesseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai
suatu tujuan.
Motivasi ada 2 macam yaitu :
· Motivasi
Internal : motivasi yang dipengaruhi oleh pikiran orang itu sendiri yang
selanjutnya akan mengarah ke perilaku orang tersebut.
Faktor- faktornya :
a. Kematangan
pribadi
b. Tingkat
pendidikan
c. Keinginan
dan harapan pribadi
d. Kebutuhan
e. Kelelahan
dan kebosanan
f. Kepuasan
kerja
· Motivasi
eksternal : kekuatan individu yang mempengaruhi factor- factor ekstern yang di
kendalikan pimpinan / manager : Gaji, kondisi kerja, penghargaan, hubungan
kerja, tanggung jawab, pengembangan positif negative.
Faktor- faktornya :
a. Lingkungan
kerja yang menyenangkan
b. Kompensasi
yang memadai
c. Supervise
yang baik
d. Adanya
penghargaan atas prestasi
e. Status
dan tanggung jawab
f. Peraturan
yang berlaku.
Yang perlu diperhatikan pimpinan agar semangat kerja tetap
terpelihara yaitu dengan car pemberian motivasi yang tepat sehingga diharapkan mereka
akan terdorong untuk bekerja lebih baik. Pada diri mereka timbul keyakinan
bahwa dengan bekerja dengan baik, tujuan perusahaan akan lebih mudah di capai,
sehingga tujuan pribadi juga akan terpenuhi.
Namun sulit untuk memberikan motivasi kepada karyawan , karena
mereka adalah manusia- manusia hidup yang mempunyai perasaan, pikiran, harga
diri, keinginan, dan perilaku yang amat sukar untuk di generalisasi secara
umun.
Memotivasi karyawan tidak hanya dengan pemberian gaji yang
tinggi, tapi dengan cara menghargai mereka layaknya seorang manusia, dan tidak
menempatkan kita sebagai atasan mereka bawahan tetapi adanya hubungan timbal
balik yaitu kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan, itu sangat lah di
perlukan, cara kita berempati “ listen if they are have a problems “ itu adalah
cara penghargaan yang baik kepada mereka, kita bisa membuat buku kecil yaitu
sebuah penataran tentang etos kerja dengan cara, mengatakan bahwa perusahaan
ini tidak akan berjalan tanpa kontribusi dari kalian, maju dan pesatnya
perusahaan ini tergantung dari etos kerja kalian, cara memotivasi yang dari
dalam ini akan dirasa lebih tepat sasaran di banding penambahan bonus dll,
Contoh:
· Saya
memiliki teman yang pernah di training dihotel “A” pada saat ia melamar
training ia bertemu HRD manager hotel tersebut, lalu setelah perjalanan jauh
untuk menuju ke hotel tersebut ia diberikan segelas minuman oleh manager HRD
tersebut, betapa merasa dihargainya sekali teman saya itu, oleh karena sekedar
segelas air tetapi kadar penghargaan itu sangatlah berbekas di benaknya teman
saya ini, yang membuat ia loyal terhadap perusahaan karena ia termotivasi oleh
seoran HRD manager tersebut
· Lalu
setelah bekerja selama seminggu ia di berikan buku tentang Hotel “A” tersebut
serta setiap harinya manager tersebut selalu menanamkan dan berkata di depan
karyawan- karyawannya bahwa” hotel A ini tidak akan maju tanpa kontribusi
kalian, maju tidaknya hotel ini tergantung dari performa dan kinerja kalian,
sungguh dengan diluar dugaan penanaman kepercayaan dan penghargaan ini membuat
karyawan lebih loyal dan energi yang dikeluarkan dari dalam ke luar, bukan
karena tuntutan mereka harus senyum dan beramah tamah hanya dari luarnya saja
(yang dibuat- buat) , tetapi mereka menjalankan pekerjaan dengan sepenuh hati.
· Itu
yang ditanamkan oleh karyawan di hotel “A” tersebut saya juga menilai adanya
loyalitas tinggi sangat berpengaruh sekali mengenai maju pesatnya suatu
perusahaan. Sungguh sangat lah effective cara yang digunakan perusahaan kepada
karyawannya tersebut.
· Dengan
termenuhinya factor eksternal akan terpenuhi factor internalnya.
Cara memotivasi
karyawan:
Pengakuan: pujian, penghargaan, sertificate keberhasilan, ucapan
terimakasih formal atau pada waktu pemilihan karyawan teladan, ucapan
terimakasih in-formal seperti tepukan bahu, surat penghargaan, atau di pilih
dalam perusahaan dalam wakil rapat
Tugas : penugasan, rancang ulang pekerjaan, mengendorkan syaraf
dari beban tugas, mengubah rasio tugas yang lebih disukai, perubahan tugas
secara teratur, mengganti rekan kerja yang lebih disukai, member kesempatan
mengikuti pelatihan keterampilan.
Tanggung jawab tugas : member kesempatan lebih sering untuk
memperoleh pendelegasian, member wewenang lebih besar dalam pengambilan keputusan
pelaksanaan pekerjaan, lebih sering di ikut sertakan dalam pelaksanaan
pekerjaan, lebih sering diikutsertakan dalam pengambilan keputusan, lebih
mendorong pengajuan saran, dapat menentukan sendiri prioritas waktu atau
jadwal.
Penghargaan materi : bonus, komisi, pembagian keuntungan,
kenaikan gaji, hadiah, peningkatan fasilitas contoh mobil kantor, asuransi dsb.
Status : ruang kerja yang lebih besar, promosi, lebih banyak
bawahan, peralatan baru yang lebih baik, symbol status seperti AC, karpet dan papan
nama, meja kerja yang lebih bagus, title tentang jabatan yang baru di raih,
ditempatkan pada kategori yang khusus ( seperti jabatan tertentu ), pemberian
strip tambahan atau bintang tanda jasa.
Kegiatan pribadi : bermain Game play station di meja kerja yang
biasanya jarang diperkenankan oleh pimpinan. Pemberian kesempatan untuk
berlibur disuatu villa perusahaan.
Kegiatan social: seperti menjai team sepak bola perwakilan
perusahaan
Kebijakan kelonggaran dan procedure : bebas dari ketentuan jam
kera, waktu kerja luwes (flexy time) bebas dari pengawasan yang ketat, bebas
dari ancaman pemecatan, kehilangan upah, atau status percobaan.
Kondisi kerja : pindah ketempat kerja yang lebih baik, tidak
bising, penerangan yang baik, di pisahkan dari rekan atau supervisor yang tidak
di sukai.
Umpan balik perangsang : meningkatkan pengetahuan tentang
kuantitas keluaran, grafik kemajuan, menambah pengetahuan untuk meningkatkan
prestice (penyelesaian tugas kelompok, memecahkan masalah atasan, dan
sebagainya), meningkatkan pengetahuan tentang kualitas kerja, emperoleh
informasi mengenai hasil akhi- akhir ini, menerima surat dari penggemar
(seperti pujian dari pelanggan.
Supervisor dan
pengawasan
Supervisor melakukan
pengawasan terhadap bawahan dengan cara :
• Pengawasan secara Preventif = sebelum
kegiatan dilaksanakan
• Pengawasan secara Represif = setelah kegiatan
dilaksanakan
• Pengawasan secara langsung
• Pengawasan secara tidak langsung.
Peran
apa yang diharapkan bagi Supervisor?
Mengambil tanggung jawab untuk semua pekerjaan dalam
group sebagai First Line Manager, lewat :
1). Implementasi dari standarisasi pekerjaan/process
a.
Melakukan Pengamatan sekeliling ruang kerja
b.
Memberikan perintah pekerjaan / process
c.
Menjaga 4S (Seiri-Seiton-Seiso-Seiketsu) secara
lengkap
d.
Memerintahkan anggota untuk mentaati disiplin dan
peraturan secara seksama
2)
Perbaikan terus-menerus (Kaizen) dan pengembangan
professional
3)
Memastikan kondisi awal sebelum process pekerjaan dimulai
MAN
|
Machine
|
METHOD
|
MATERIAL
|
Comments
Post a Comment