Skip to main content

Teknik super visi


suTEKNIK SUPERVISI
PENGERTIAN SUPERVISI :
              Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah  berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi  adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan  terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila  ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat  langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996).  Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian  proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).  Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun  sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan  perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan  dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut  dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang  terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi,  motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas  sehari-hari (Arwani, 2006).
MANFAAT DAN TUJUAN SUPERVISI :
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1) Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas  kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan  keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2) Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi  kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008)
PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SUPERVISI :
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan jumlah sumber sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Untuk itu diperlukan beberapa prinsip pokok pelaksanaan supervisi. Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009):
1) Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan,  bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan  melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk  kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2) Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus  edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3) Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
4) Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5) Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan  kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi  dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6) Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan  dengan perkembangan.


PELAKSANA SUPERVISI :
Menurut Bactiar dan Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam  melaksanakan supervisi adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya kelebihan tersebut tidak hanya aspek status dan  kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk dapat melaksanakan  supervisi dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang harus dimilki  oleh pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik yang dimaksud adalah:
1) Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi. Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang  dan tanggung jawab yang jelas.
2) Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi  artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4) Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5) Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu  berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan  yang disupervisi.

TEKNIK SUPERVISI  :
Tehnik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan tehnik penyelesaian  masalah. Bedanya pada supervisi tehnik pengumpulan data untuk  menyelesaikan masalah dan penyebab masalah menggunakan tehnik  pengamatan langsung oleh pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi, serta  pelaksanaan jalan keluar. Dalam mengatasi masalah tindakan dapat dilakukan  oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran supervisi secara  langsung di tempat . Dengan perbedaan seperti ini, jelaslah bahwa untuk dapat  melaksanakan supervisi yang baik ada dua hal yang perlu diperhatikan (Bachtiar dan Suarli, 2009):
1. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu  ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan.
a. Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya  dapat menimbulkan kebingungan, karena pelaksana supervisi dapat  terperangkap pada sesuatu yang bersifat detail. Untuk mencegah keadaan  yang seperti ini, maka pada pengamatan langsung perlu ditetapkan
sasaran pengamatan, yakni hanya ditujukan pada sesuatu yang bersifat  pokok dan strategis saja (selective supervision).
b. Objektivitas pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak  terstandardisasi dapat menggangu objektivitas. Untuk mencegah keadaan  yang seperti ini, maka pengamatan langsung perlu dibantu dengan  dengan suatu daftar isi yang telah dipersiapkan. Daftar tersebut  dipersiapkan untuk setiap pengamatan secara lengkap dan apa adanya.
c. Pendekatan  pengamatan. Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan negatif, misalnya rasa takut dan tidak  senang, atau kesan menggangagu kelancaran pekerjaan. Untuk mengecek  keadaan ini pengamatan langsung harus dilakukan sedemikian rupa sehingga  berbagai dampak atau kesan negatif tersebut tidak sampai  muncul. Sangat dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
2. Kerja sama
Agar komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini  dapat muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah serta upaya alternatif penyelesaian masalah harus dibahas secara  bersama-sama. Kemudian upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama pula.


  TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SUPERVISOR
Peran kerja supervisor berada di level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para staf pelaksana rutinitas di lapangan. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif. Oleh karena itu, seorang supervisor harus memiliki kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup keterampilan membangun relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap fungsi dan peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif, berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan emosional dan mind set positif.

Ada begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan, tetapi waktu dan ketidakmengertian selalu menjadi kendala utama dalam proses perampungan semua pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar supervisor merasa tertekan dalam rutinitas kesibukan kerja sehari-hari, yang membuat mereka kurang mampu untuk berpikir kreatif dan strategis terhadap fungsi dan peran kerjanya.
Sebagai ilustrasi misalnya, seorang Sales Supervisor yang dibebankan target menjual sebesar Rp. 500 juta perbulan dan dipercayakan untuk memiliki 10 orang salesman ( anak buah ). Apabila dibagi rata, maka beban seorang salesman menjadi Rp.50 juta perbulan. Bila diibaratkan para salesman adalah kuda ( untuk mempermudah penjelasan saja ), maka setiap kuda akan menanggung beban Rp.50 juta.
Apa yang menjadi tugas seorang Sales Supervisor agar supaya setiap salesman bisa berhasil mencapai Rp.50 juta setiap bulan? Seperti si pemilik kuda dalam ilustrasi diatas, Sales Supervisor seharusnya mengembangkan, memberdayakan, komunikasi, melatih dan memotivasi para salesmannya. Apa akibatnya bila Sales Supervisor tidak lakukan hal tersebut? Maka dia harus terjun ke lapangan untuk jualan, untuk menutupi kekurangan dari para salesmannya. Berarti si Sales Supervisor akan mengambil alih beban salesmannya.
Dengan kata lain si Sales Supervisor berfungsi menjadi "kuda", dan dia disebut sebagai pemimpin "cap kuda". Fungsi Sales Supervisor seharusnya sebagai pengelola kuda, bukan menjadi kudanya. Situasi seperti ini sering dijumpai di dunia kerja yang nyata, banyak pemimpin yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seorang pemimpin.
Peran penting seorang supervisor adalah sebagai koordinator unit kerja. Untuk menjadi koordinator yang efektif, supervisor wajib memahami karakter pekerjaan dan karakter sumber daya yang dikelolanya. Persepsi yang bersifat objektif dengan mempertimbangkan semua risiko, peluang, dan potensi keunggulan dari semua sumber daya yang dikelola akan mendorong antusias supervisor untuk selalu memperbaiki sikap dan perilaku dalam usaha menciptakan cara - cara kerja yang efektif dalam menghasilkan kinerja terbaik. Setiap supervisor harus selalu sadar bahwa jika dia ingin berprestasi menjadi supervisor andal di tempat kerja, maka dia harus mampu mengubah persepsi dan kualitas dirinya menjadi lebih efektif dengan pikiran dan tindakan positif. Dan untuk mengubah dirinya secara efektif, dia harus mengenal apa yang dia kerjakan, siapa yang membantu pekerjaan dia, serta apa saja alat - alat terefektif yang dia perlukan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaan dengan sempurna. Setiap pekerjaan harus dilakukan melalui serangkaian proses kerja yang efektif dan tepat sasaran. Peran kerja supervisor tidak boleh sekedar menjadi ban serap atasannya, supervisor tetaplah seorang pemimpin walaupun otoritasnya sangat terbatas. Dan sikap perilaku supervisor andal tidak akan pernah melempar tanggung jawab kepada atasan, tapi akan membangun tim unit kerja yang efektif untuk secara terampil memecahkan masalah dan membuat solusi terhebat.

PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN YANG DIBUTUHKAN SUPERVISOR :

1. Pengetahuan dan Ketrampilan Teknis.
Pengetahuan teknis dibutuhkan agar tugas dapat dilaksanakan secara profesional. Seorang Supervisor yang memiliki ketrampilan teknis akan mampu untuk mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya secara langsung. Bilamana terjadi penyimpangan kekeliruan ketidaklancaran kelambatan tidak efisien dan tidak produktif, maka Supervisor bisa segera dapat mengoreksi, pembenahan, perbaikan agar operasi Unit yang dipimpinnya bisa berjalan lancar, produktif efisien

2. Pengetahuan dan Ketrampilan Managerial dan Administratif.
Ketrampilan managerial terdiri dari pengetahuan dan ketrampilan berikut :
a. Planning
b. Organizing
c. Influencing
d. Controlling
Berkaitan dengan ketrampilan managerial ini, seorang Supervisor harus memahami hal-hal berikut:
- Goals & Objectives (Tujuan & Sasaran) yang harus dicapai unitnya.  - Bidang Kegiatan Kunci (Key Result Area). - Referensi Pokok / Utama.
Berkaitan dengan ketrampilan administratif ternyata sangat berguna dalam mendukung kelancaran tugas operasionalnya. Di bawah ini adalah contoh kegiatan Administratif :
a. Mengisi dokumen / formulir yang diperlukan,seperti : - Transfer peralatan, order barang, permintaan servis, dll.
b. Membuat laporan, baik berkala, rutin dan non rutin. - Produksi harian, perawatan, stock gudang, dll.
3. Ketrampilan Konsepsual.
Adalah kemampuan intelektual untuk menyusun konsep, gagasan, ide dan mampu menerapkannya di unit kerjanya sesuai dengan kondisi dan situasi di unit itu. Seorang Supervisor dengan ketrampilan konsepsual yang tinggi akan mampu menyusun kemudian mengusulkan kepada atasannya,gagasan dan ide baru yang diharapkan akan memperbaiki kelancaran unit kerjanya.


4. Ketrampilan Hubungan Antar Manusia
Kemampuan untuk secara efektif berhubungan dengan orang lain, sehingga orang lain itu akan membantu kelancaran operasi unit kerja yang dipimpinnya. Termasuk dalam ketrampilan ini adalah : memahami orang lain, ketrampilan komunikasi dan memotivasi.



















Kepemimpinan dan Teknik Supervisi
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.




TEORI JALUR TUJUAN
Pemimpin bisa diterima sepanjang dia mampu memberi jalan bagi anak buah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama di dalam organisasi
Konsep Jalur Tujuan

 

`    Leading versus Managing
Banyak karyawan mengikuti arahan seorang manajer karena mereka harus melakukannya. Kekuatan pengaruh datang langsung dari status dan posisi diadakan. Sebagai contoh, seorang perawat mungkin tidak suka dokter nya sebagai pengawas mereka, tetapi perawat tahu bahwa perintah dokter harus diikuti. Dokter memegang kekuasaan posisi alih posisi perawat. Siswa mengikuti instruktur karena mereka tahu bahwa mereka memiliki otoritas di kelas. Seorang siswa mungkin tidak menyukai seorang instruktur tertentu atau berpikir bahwa mereka sangat inspiratif, tetapi siswa mengetahui bahwa mereka harus mengikuti pedoman instruktur jika mereka ingin mencapai kesuksesan di dalam kelas.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang menginspirasi. Orang ini adalah orang yang karyawan ingin mengikuti dan sangat tertarik untuk mengikuti. Inspirasi datang dari siapa orang itu dan bagaimana mereka berkomunikasi, belum tentu posisi orang depan. Orang-orang tertentu memiliki karisma dan bakat untuk membuat orang untuk mengikuti mereka. Mereka mampu menginspirasi orang yang mungkin tidak memiliki orang lain untuk melihat ke arah.
         Supervisors / Managers
Supervisor adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah organisasi perusahaan dimana mempunyai kekuasaan untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya.
Kata Supervisor berasal dari bahasa inggris yang berarti one who supervises or has charge and direction of atau bisa juga berarti a program that controls the execution of other programs.[1]
Peran kerja supervisor berada di level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para staf pelaksana rutinitas di lapangan. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif. Oleh karena itu, seorang supervisor harus memiliki kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup keterampilan membangun relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap fungsi dan peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif, berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan emosional dan mind set positif.
  
Peran-Peran Supervisor
·        Coach
·        Pelatihan
·        Penasehat  bagi perusahaan
·        Penasehat bagi karyawan


 





                                                                                      


Supervisor dan motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri sesseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi ada 2 macam yaitu :

·         Motivasi Internal : motivasi yang dipengaruhi oleh pikiran orang itu sendiri yang selanjutnya akan mengarah ke perilaku orang tersebut.
Faktor- faktornya :
a.       Kematangan pribadi
b.      Tingkat pendidikan
c.       Keinginan dan harapan pribadi
d.      Kebutuhan
e.       Kelelahan dan kebosanan
f.       Kepuasan kerja
·         Motivasi eksternal : kekuatan individu yang mempengaruhi factor- factor ekstern yang di kendalikan pimpinan / manager : Gaji, kondisi kerja, penghargaan, hubungan kerja, tanggung jawab, pengembangan positif negative.
Faktor- faktornya :
a.       Lingkungan kerja yang menyenangkan
b.      Kompensasi yang memadai
c.       Supervise yang baik
d.      Adanya penghargaan atas prestasi
e.       Status dan tanggung jawab
f.       Peraturan yang berlaku.

Yang perlu diperhatikan pimpinan agar semangat kerja tetap terpelihara yaitu dengan car pemberian motivasi yang tepat sehingga diharapkan mereka akan terdorong untuk bekerja lebih baik. Pada diri mereka timbul keyakinan bahwa dengan bekerja dengan baik, tujuan perusahaan akan lebih mudah di capai, sehingga tujuan pribadi juga akan terpenuhi.
Namun sulit untuk memberikan motivasi kepada karyawan , karena mereka adalah manusia- manusia hidup yang mempunyai perasaan, pikiran, harga diri, keinginan, dan perilaku yang amat sukar untuk di generalisasi secara umun.
Memotivasi karyawan tidak hanya dengan pemberian gaji yang tinggi, tapi dengan cara menghargai mereka layaknya seorang manusia, dan tidak menempatkan kita sebagai atasan mereka bawahan tetapi adanya hubungan timbal balik yaitu kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan, itu sangat lah di perlukan, cara kita berempati “ listen if they are have a problems “ itu adalah cara penghargaan yang baik kepada mereka, kita bisa membuat buku kecil yaitu sebuah penataran tentang etos kerja dengan cara, mengatakan bahwa perusahaan ini tidak akan berjalan tanpa kontribusi dari kalian, maju dan pesatnya perusahaan ini tergantung dari etos kerja kalian, cara memotivasi yang dari dalam ini akan dirasa lebih tepat sasaran di banding penambahan bonus dll,
Contoh:
·         Saya memiliki teman yang pernah di training dihotel “A” pada saat ia melamar training ia bertemu HRD manager hotel tersebut, lalu setelah perjalanan jauh untuk menuju ke hotel tersebut ia diberikan segelas minuman oleh manager HRD tersebut, betapa merasa dihargainya sekali teman saya itu, oleh karena sekedar segelas air tetapi kadar penghargaan itu sangatlah berbekas di benaknya teman saya ini, yang membuat ia loyal terhadap perusahaan karena ia termotivasi oleh seoran HRD manager tersebut
·         Lalu setelah bekerja selama seminggu ia di berikan buku tentang Hotel “A” tersebut serta setiap harinya manager tersebut selalu menanamkan dan berkata di depan karyawan- karyawannya bahwa” hotel A ini tidak akan maju tanpa kontribusi kalian, maju tidaknya hotel ini tergantung dari performa dan kinerja kalian, sungguh dengan diluar dugaan penanaman kepercayaan dan penghargaan ini membuat karyawan lebih loyal dan energi yang dikeluarkan dari dalam ke luar, bukan karena tuntutan mereka harus senyum dan beramah tamah hanya dari luarnya saja (yang dibuat- buat) , tetapi mereka menjalankan pekerjaan dengan sepenuh hati.
·         Itu yang ditanamkan oleh karyawan di hotel “A” tersebut saya juga menilai adanya loyalitas tinggi sangat berpengaruh sekali mengenai maju pesatnya suatu perusahaan. Sungguh sangat lah effective cara yang digunakan perusahaan kepada karyawannya tersebut.
·         Dengan termenuhinya factor eksternal akan terpenuhi factor internalnya.


Cara memotivasi karyawan:

Pengakuan: pujian, penghargaan, sertificate keberhasilan, ucapan terimakasih formal atau pada waktu pemilihan karyawan teladan, ucapan terimakasih in-formal seperti tepukan bahu, surat penghargaan, atau di pilih dalam perusahaan dalam wakil rapat
Tugas : penugasan, rancang ulang pekerjaan, mengendorkan syaraf dari beban tugas, mengubah rasio tugas yang lebih disukai, perubahan tugas secara teratur, mengganti rekan kerja yang lebih disukai, member kesempatan mengikuti pelatihan keterampilan.
Tanggung jawab tugas : member kesempatan lebih sering untuk memperoleh pendelegasian, member wewenang lebih besar dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pekerjaan, lebih sering di ikut sertakan dalam pelaksanaan pekerjaan, lebih sering diikutsertakan dalam pengambilan keputusan, lebih mendorong pengajuan saran, dapat menentukan sendiri prioritas waktu atau jadwal.
Penghargaan materi : bonus, komisi, pembagian keuntungan, kenaikan gaji, hadiah, peningkatan fasilitas contoh mobil kantor, asuransi dsb.
Status : ruang kerja yang lebih besar, promosi, lebih banyak bawahan, peralatan baru yang lebih baik, symbol status seperti AC, karpet dan papan nama, meja kerja yang lebih bagus, title tentang jabatan yang baru di raih, ditempatkan pada kategori yang khusus ( seperti jabatan tertentu ), pemberian strip tambahan atau bintang tanda jasa.
Kegiatan pribadi : bermain Game play station di meja kerja yang biasanya jarang diperkenankan oleh pimpinan. Pemberian kesempatan untuk berlibur disuatu villa perusahaan.
Kegiatan social: seperti menjai team sepak bola perwakilan perusahaan
Kebijakan kelonggaran dan procedure : bebas dari ketentuan jam kera, waktu kerja luwes (flexy time) bebas dari pengawasan yang ketat, bebas dari ancaman pemecatan, kehilangan upah, atau status percobaan.

Kondisi kerja : pindah ketempat kerja yang lebih baik, tidak bising, penerangan yang baik, di pisahkan dari rekan atau supervisor yang tidak di sukai.
Umpan balik perangsang : meningkatkan pengetahuan tentang kuantitas keluaran, grafik kemajuan, menambah pengetahuan untuk meningkatkan prestice (penyelesaian tugas kelompok, memecahkan masalah atasan, dan sebagainya), meningkatkan pengetahuan tentang kualitas kerja, emperoleh informasi mengenai hasil akhi- akhir ini, menerima surat dari penggemar (seperti pujian dari pelanggan.

Supervisor dan pengawasan
 Supervisor melakukan pengawasan terhadap bawahan dengan cara :
• Pengawasan secara Preventif = sebelum kegiatan dilaksanakan
• Pengawasan secara Represif = setelah kegiatan dilaksanakan
• Pengawasan secara langsung
• Pengawasan secara tidak langsung.


Peran apa yang diharapkan bagi  Supervisor?
Mengambil tanggung jawab untuk semua pekerjaan dalam group sebagai First Line Manager, lewat :
1).  Implementasi dari standarisasi   pekerjaan/process
a.       Melakukan Pengamatan sekeliling ruang kerja
b.      Memberikan perintah pekerjaan / process
c.       Menjaga 4S (Seiri-Seiton-Seiso-Seiketsu) secara lengkap
d.      Memerintahkan anggota untuk mentaati disiplin dan peraturan secara seksama

2) Perbaikan terus-menerus (Kaizen) dan   pengembangan professional

3) Memastikan kondisi awal sebelum process pekerjaan dimulai
MAN
Machine
METHOD
MATERIAL
 





Comments

Popular posts from this blog

PERANAN PSIKOLOGI INDUSTRI DALAM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A.   LATAR BELAKANG Psikologi dalam pengertian umum adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah-laku manusia. Bagi orang awam seringkali Psikologi disebut dengan ilmu jiwa karena berhubungan dengan hal-hal psikologis/kejiwaan. Sama seperti ilmu-ilmu yang lain, maka Psikologi memiliki beberapa sub bidang seperti Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan, Psikologi Lintas Budaya, Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Lingkungan, Psikologi Olahraga, dan Psikologi Anak & Remaja. Dari beberapa sub bidang tersebut Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) merupakan bidang khusus yang memfokuskan perhatian pada penerapan-penerapan ilmu Psikologi bagi masalah-masalah individu dalam perusahaan yang secara khusus menyangkut penggunaan sumber daya manusia dan perilaku organisasi. BAB II PEMBAHASAN A.   PENGERTIAN Psikologi industri Ilmu yang mempelajari manusia dan segi-segi kejiwaan dalam konteks kerja di

TEKNIK ALAT BERAT

sekarang ane mau sharing tentang teknik alat berat gan, mungkin agan-agan sekalian asing dengan jurusan teknik alat berat. wajar sih soalnya di indonesia jarang banget ada universitas, politeknik ataupun SMK yang ada jurusan alat berat nya. kenapa masih jarang? itu mungkin dikarenakan susahnya media belajar nya gan. beda sama otomotif yang alat prakteknya bisa di dapat dimana aja, kalau alat berat, alat praktek nya susah di dapat, karena mungkin alat nya yang berukuran besar, mahal, dan biasanya alat praktek alat berat itu hasil sumbangsih dari perusahaan distributor alat berat ternama di indonesia. sekian dulu review awal nya langsung aja kita bahas TEKNIK ALAT BERAT sebenarnya ane kuliah di jurusan alat berat politeknik manufaktur astra. sewaktu ane mau masuk jurusan alat berat dan mau tau dunia alat berat itu kayak apa, ane kesulitan gan. karena emang dunia alat berat itu belum terlalu lumrah dan belum terlalu dikenal khalayak luas, padahal dari alat berat ini negara mendapatka